You are currently browsing the tag archive for the ‘rematik’ tag.

Nama lain: Simalakama (Melayu), makutadewa, makuto mewo, makuto ratu, makuto rojo (Jawa). Nama simplisia Phaleriae Fructus (buah mahkota dewa)1.

1.Pendahuluan

Mahkota Dewa (MD) bisa ditemukan di pekarangan sebagai tanaman hias atau di kebun-kebun sebagai tanaman peneduh. Tanaman ini kemungkinan berasal dari Papua. Mahkota Dewa tumbuh subur di tanah yang gembur dan subur pada ketinggian 10-1.200 m dpl. Perdu menahun ini tumbuh tegak dengan tinggi 1-2,5 m1.

2.Kandungan fitokimia

Daun Mahkota Dewa mengandung anti histamin, alkaloid, saponin, dan polifenol (gallic acid, lignan). Kulit buah mengandung alkaloid, saponin, dan flavonoid (kaempferol, myricetin, naringin, dan rutin)1,2,3. Bijinya mengandung fevicordin A4.

3.Manfaat

Secara tradisional Mahkota Dewa biasa dipakai untuk1,2,3:

3.1.Gangguan liver

3.2.Gangguan ginjal

3.3.Gangguan jantung

3.4.Hemorroid (ambeien)

3.5.Diare

3.6.Menurunkan gula darah (diabetes mellitus)

3.7.Impotensi

3.8.Migrain

3.9.Stroke

3.10.Anti radang, dan anti nyeri. (rematik)

3.11.Alergi

3.12.Acne (jerawat), dan penyakit kulit lainnya (psoriasis).

3.13.Kanker

4.Penelitian

4.1.Hendra R. et al. (2011). Antioxidant, Anti-inflammatory and Cytotoxicity of Phaleria macrocarpa(Boerl.) Scheff Fruit. BMC Complementary and Alternative Medicine,11:110. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa buah MD, mempunyai aktifitas anti oksidan yang kuat, selain itu juga sebagai anti radang dan anti kanker3.

4.2.Diantini A et al. (2012). Cytotoxicity of fevicordin-A from Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl on P 388, HeLa, CasKi, TE-2, TE-8 andPrepuce’s Fibroblast cells. E3 Journal of Medical Research Vol. 1(1). pp. 001-005. Kesimpulan: Fevicordin yang terdapat dalam biji buah MD berpotensi sebagai obat kanker cervix dan leukemia4.

4.3.Ali R. B. Et al. (2012). Hypoglycemic and anti-hyperglycemic study of Phaleria  macrocarpa fruits pericarp. Journal of Medicinal Plants Research Vol. 6(10), pp. 1982-1990. Penelitian ini menyimpulkan, penggunaan buah MD (pericap) dalam pengobatan tradisional untuk kencing manis (diabetis mellitus) dapat dibenarkan5.

4.4.Faried A. Et al. (2007). Anticancer effects of gallic acid isolated from Indonesian herbal medicine, Phaleria macrocarpa(Scheff.) Boerl, on human cancer cell lines. INTERNATIONAL JOURNAL OF ONCOLOGY 30: 605-613. Kesimpulan: Asam Gallat (gallic acid) yang ada dalam buah MD, berpotensi sebagai obat anti kanker6.

4.5.Fariza Nor et al. (2012). Anti-inflammatory Activity of the Major Compound from Methanol Extract of Phaleria macrocarpa Leaves. Journal of Applied Sciences. Vol 12, 11: 1195-1198. Phalerin yang didapat dengan mengekstrak daun MD memakai metanol mempunyai efek anti radang dengan kekuatan sedang7.

4.6.Tjandrawinata R. et al. (2011). EXTRACT OF PHALERIA MACROCARPA AS AN ANTINEOPLASTIC, ANTI-INFLAMMATORY AND ANTIANGIOGENIC AGENT. Publication date: 2011-04-21 Patent application number: 20110091395. Kesimpulan: Dengan cara yang sudah dipatenkan buah MD diekstrak dan senyawa darinya dapat dipakai untuk menghilangkan radang dan nyeri serta untuk anti kanker dan penyakit wanita lainnya8.

4.7.Suryanto, Teguh (2007) PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PHALERIA MACROCARPA TERHADAP INDEKS APOPTOSIS SEL ADENOKARSINOMA MAMMA DAN PERKEMBANGAN MASSA TUMOR PAYUDARA MENCIT C3H. Masters thesis, Diponegoro University. Polifenol yang didapat dari ekstrak MD dapat merangsang pembentukan Interferon. Interferon dapat meningkatkan CTL dan NK-Cell. Selanjutnya senyawa dalam ekstrak dapat meningkatkan apoptosis indeks dan menghambat pertumbuhan sel kanker9.

4.8.Tjandrawinata R. et al. (2011). Symptomatic treatment of premenstrual syndrome and/or primary dysmenorrhea with DLBS1442, a bioactive extract of Phaleria macrocarpa. Int J Gen Med. 2011; 4: 465–476. Kesimpulan: Senyawa ekstrak MD yang dimasukkan kedalam kapsul sebanyak 100 mg dapat mengurangi gejala (nyeri dan lainnya) yang disebabkan oleh  menstruasi10.

5.Cara membuat sediaan

Secara ilmiah sebenarnya untuk beberapa keadaan atau penyakit (kecuali 4.8 di atas sementara ini), dosis yang diperlukan belum diketahui. Oleh karena itu untuk ramuan yang diminum, gunakan beberapa irisan buah kering (tanpa biji), atau beberapa helai daun dipakai beberapa hari, baru dosisnya ditingkatkan sedikit demi sedikit, sampai dirasakan manfaatnya. Untuk penyakit lainnya, misalnya penyakit kulit seperti psoriasis, dosis pemakaiannya kadang harus lebih besar agar mendapat manfaat yang diinginkan. Perhatikan efek samping yang timbul1.

5.1.Untuk disentri (diare bercampur darah).

Rebus kulit buah mahkota dewa yang sudah dikeringkan (15 g) dengan dua gelas air sampai mendidih selama 15 menit. Setelah dingin, saring kemudian minum airnya sekaligus. Lakukan 2-3 kali dalam sehari1.

5.2. Psoriasis.

Belah buah mahkota dewa segar (tiga buah), bijinya dibuang, lalu iris tipis-tipis dan jemur sampai kering. Rebus simplisia ini dengan satu liter air dengan api besar. Setelah mendidih, kecilkan api dan rebus sampai airnya tersisa seperempatnya. Setelah dingin, saring dan minum airnya sehari dua kali, masing-masing separuhnya. Jika timbul gejala keracunan, turunkan dosis atau hentikan penggunaannya1.

5.3.Untuk rematik atau linu lutut.

Antara 10-20 lembar daun MD direbus dengan satu liter air, dijadikan sepertiganya. Diminum separuh pagi dan separuh sore hari. Ingat petunjuk membuat sediaan seperti yang tertulis di atas. Dimulai dengan 10 lembar.

6.Efek samping

Buah, dan terutama bijinya dapat menyebabkan sakit kepala, mabuk, kejang, dan pingsan. Ibu hamil tidak boleh minum ramuan MD1.

Kalau ingin melihat foto Mahkota Dewa “click” di bawah ini!

Foto Mahkota Dewa

7.Bahan bacaan

1.http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=238

2.http://www.ijpbs.net/vol-3/issue-3/pharma/51.pdf

3.http://www.biomedcentral.com/content/pdf/1472-6882-11-110.pdf

4.http://www.academia.edu/1528568/Cytotoxicity_of_fevicordin-A_from_Phaleria_macrocarpa_Scheff._Boerl_on_P_388_HeLa_CasKi_TE-2_TE-8_and_Prepuces_Fibroblast_cells

5.http://www.academicjournals.org/jmpr/pdf/pdf2012/16Mar/Ali%20et%20al.pdf

6.http://www.internationalsurgery.org/doi/abs/10.9738/1404.1

7.http://scialert.net/abstract/?doi=jas.2012.1195.1198

8.http://www.faqs.org/patents/app/20110091395

9.http://eprints.undip.ac.id/29412/

10.http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3133514/

Nama lokal : rumah  semut (Sumatra);  ulek ulek polo (Jawa); lokon, suhendep, nongon (Papua);

Nama lain: periok hantu, peruntak, sembuku (Malaysia); by ki nan, ki nam gai, ki nam kin (Vietnam)

1.Pendahuluan

Tumbuhan Sarang Semut (Myrmecodia pendens) merupakan salah satu tumbuhan epifit (epiphytes) dari Hydnophytinae (Rubiaceae) yang dapat berasosiasi dengan semut. Tumbuhan ini bersifat epifit, artinya tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain, tetapi tidak hidup secara parasit pada inangnya, hanya sebagai tempat menempel.

Genus tumbuhan sarang semut dibagi menjadi beberapa spesies berdasarkan struktur umbinya. Ditemukan sebanyak 26 spesies sarang semut. Semua spesies dari tumbuhan tersebut memiliki batang menggelembung dan berongga-rongga serta dihuni oleh semut. Tumbuhan ini dapat ditanam dengan mudah tanpa adanya semut dan etap membentuk batang menggelembung dan berongga-rongga secara normal1,2.

Tanaman ini tumbuh di Sumatra, Jawa, Papua, Kamboja, Vietnam, Malaysia, Filipina, dan kepulauan Solomon3.

2.Kandungan phytokimia

Sarang semut mengandung4:

2.1.Flavonoid

2.2.Tanin

2.3.Kandungan dalam Sarang Semut yang lain:

No Parameter                   Satuan                         Nilai

01 Energi                          Kkal/100 g      350,52

02 Kadar air                     g/100 g            4,54

03 Kadar abu                   g/100 g            11,13

04 Kadar lemak                g/100 g            2,64

05 Kadar protein              g/100 g            2,75

06 Kadar karbohidrat       g/100 g            78,94

07 Tokoferol                    mg/100 g         31,34

08 Total fenol                   g/100 g            0,25

09 Kalsium (Ca)               g/100 g            0.37

10 Natrium (Na)               mg/100 g         68,58

11 Kalium (K)                  g/100 g            3,61

12 Seng (Zn)                    mg/100 g         1,36

13 Besi (Fe)                      mg/100 g         29,24

14 Fosfor (P)                    g/100 g            0,99

15 Magnesium (Mg)         g/100 g            1,50

3.Manfaatnya sebagai obat tradisioanl

Sebagai obat tradisional Sarang Semut  dimanfaatkan sebagai1,4,5,6:

3.1.Untuk obat mag (ulkus peptikum)

3.1.Obat untuk Wasir (hemorroid)

3.2.Menurunkan kadar gula darah (diabetes mellitus)

3.3.Ubat untuk rematik artritis (rheumathoid arthritis)

3.4.Obat jantung koroner

3.5.Untuk stroke

3.6.Meningkatkan stamina

3.7.Menghambat penyakit degenerasi lainnya

3.8.Untuk kanker paru, payu dara, kanker usus besar, kanker prostat, dan beberapa macam kanker lainnya.

4.Cara membuat sediaan

Apabila Sarang Semut (SR) belum siap pakai, ambil 10 – 15 gram. Diiris tipis, dicuci, dikeringkan dengan menjemur dibawah sinar matahari, dihaluskan. Direbus dengan 500 ml air, dijadikan 250 ml1,7.

Cara membuat sediaan, terutama untuk kanker paru-paru yaitu: sarang semut hasil rebusan, untuk penyembuhan, minumlah satu gelas air (250 cc) air hasil rebusan sarang semut secara teratur 2-3 kali sehari hingga sembuh1,5.

5.Penelitian

Beberapa penelitian yang berhasil dikumpulkan diantaranya:

5.1. A. Soeksmanto, M.A. Subroto, H. Wijaya and P. Simanjuntak, 2010. Anticancer Activity Test for Extracts of Sarang Semut Plant (Myrmecodya pendens) to HeLa and MCM-B2 Cells. Pakistan Journal of Biological Sciences, 13: 148-151. Our study concluded that polar extract (water) exhibited higher anticancer activity than non-polar extracts (ethylacetate and n-buthanol). Penelitian in menyimpulkan ekstraksi dengan air (polar) dari Sarang Semut mempunyai aktifitas lebih kuat bila dibandingkan dengan memakai solven nonpolar (etilasetat dan n-butanol).

5.2.Mujahid. Tesis S2. Pengaruh pemberian ekstrak batang Sarang Semut (Myrmecodia Pendens Merr & Perry) terhadap ekspresi p21 dan ekspresi ki67 pada jalur sel karsinoma mammae T47D. UNDIP Semarang. 2011. Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak Sarang Semut dapat menginduksi tumor suppressor dan meningkatkan indeks apoptosis, sehingga dapat menghambat proliferasi sel kanker.

5.3.Partomuan Simanjuntak, Fanny, Muhammad Ahkam Subroyo. Isolasi senyawa aktif dari ekstrak hipokotil Sarang Semut sebagai penghambat xantin Oksidase. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, April 2010: 49-54. Setelah dimurnikan hasil ekstraksi dengan n-butanol dari Sarang Semut, mempunyai aktifitas menghambat Zantin Oksidase. Enzim ini menghambat pembentukan asam urat.

5.4.Triana Hertiani et al. Preliminary Study on Immunomodulatory Effect of Sarang-Semut Tubers Myrmecodia tuberosaand Myrmecodia pendens. OnLine Journal of Biological Sciences 10 (3): 136-141, 2010. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Sarang Semut potensial sebagai immuno modulator (merangsang daya tahan tubuh).

6.Efek samping

Apabila minum tiga sendok makan perhari dari sediaan yang siap pakai dari produsen, atau 10 gram dari Sarang Semut yang sudah bersih dan kering, atau hasil rebusan sebagaimana cara membuat sediaan di atas, tiga kali sehari masih aman7. Untuk berapa lama minumnya dinyatakan aman? Masih belum ada informasi yang bisa didapat. Tergantung dari tujuan pengobatan, waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuannya adalah berbeda. Untuk pengobatan kanker dibutuhkan waktu yang cukup lama. Sayang belum ada uji klinis yang bisa didapat dari internnet.

Seperti kebanyakan pengobatan dengan herbal lainnya, belum ada hasil penelitian yang mamakai manusia sebagai obyek penelitian yang sudah dilaporkan.

Untuk penderita penyakit ginjal khronik, hendaknya hati-hati, sebab kandungan Kalium atau potassiumnya sangat tinggi.

Untuk melihat gambar/fotonya bisa di “clic”k di bawah ini

Foto Sarang Semut

7.Kepustakaan

1.http://zaifbio.wordpress.com/2009/02/08/potensi-sarang-semut-myrmecodia-pendens-sebagai-obat-penyakit-kanker-paru-paru/

2.http://saptriyawati.wordpress.com/2011/01/16/kajian-tumbuhan-sarang-semut-dalam-ilmu-pengetahuan/

3.http://scialert.net/qredirect.php?doi=pjbs.2010.148.151&linkid=pdf

4.http://www.deherba.com/kandungan-sarang-semut.html

5.http://expertscolumn.com/content/benefits-ant-nest-myrmecodia-pendans-papua

6.http://sarangnsemutpapuaco.itrademarket.com/

7.http://www.sarang-semut.co.id/Gatra_26_Juli_2006__Sarang_semut_.pdf

1.Pengantar

Termasuk tanaman perdu, batang utama tidak nampak jelas (percabangan simpodial). Bentuk daun bulat telur ujung runcing, berwarna ungu tua atau hijau. Bunga majemuk, muncul dari ujung batang (terminalis). Buah kotak sejati (capsula), lonjong, warna ungu kecoklatan, bentuk biji bulat berwarna putih1.

Tanaman ini banyak ditanam di India di perkebunan. Ada dua varitas yang mereka sebut ‘white adulsa’ dan ‘black adulsa’2. Di Filipina daunnya hijau ada warna putih ditengahnya3.

Di Indonesia biasanya tumbuh liar dipedesaan atau ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman obat, daun ungu cocok tumbuh di daerah dataran rendah sampai ketinggian 1250 meter di atas permukaan laut4.

In Indosesia dikenal dengan banyak nama daerah, Daun Ungu (Indonesia), Demung, Tulak, Wungu (Jawa); Daun Temen-temen, Handeuleum (Sunda), Temen (Bali); Karotong (Madura), Daun Putri, Dongora (Ambon); Kobi-kobi (Ternate)4.

2.Kandungan Kimia

Daun ungu memiliki kandungan kimia, antara lain alkohol, Pektin, Asam formiat4.  Selain itu juga mengandung Alkaloid,  Glikosida, Steroid, Saponin, dan Tanin5.

3.Manfaat Daun Ungu

Sebagai obat tradisional biasanya dipakai untuk1,2,3,4,5:

3.1.Ambeien,(wasir=hemorrhoid)

3.2.Rematik

3.3.Anti radang, anti bengkak, anti sakit. (seperti habis terkilir)

3.4.Melancarkan buang air besar (BAB)

3.5.Melancarkan buang air seni

3.6.Melancarkan haid

Sebagai obat luar untuk:

3.7.Luka, bisul dan rematik

4.Penelitian

4.1.Oxytocic and anti-implantation activities of the leaf extracts of Graptophyllum pictum (Linn.) Griff. (Acanthaceae). Stella O. Olagbende-Dada et al. Afr. J. Biotechnol. Vol. 8 (21), pp. 5979-5984, 2 November, 2009. Hasil penelitian ini menyokong obat tradisional Daun Ungu untuk merangsang kelahiran, dan bisa digunakan untuk kontra sepsi yang efeknya menghalangi implantasi, sel telur yang sudah dibuahi sperma6 (kerjanya seperti IUD).

4.2.ALKALINE PHOSPHATASE ACTIVITY OF GRAPTOPHYLLUM PICTUM AND SPHILANTHES ACMELLA FRACTIONS AGAINST MC3T3E1 CELLS AS MARKER OF OSTEOBLAST DIFFERENTIATION CELLS. RETNO WIDYOWATI (2011). Int J Pharm Pharm Sci, Vol 3, Suppl 1, 3437. Tulisan ini mau membuktikan bahwa Daun Ungu dapat mencegah osteoporosis.

5.Cara penggunaan

5.1.Untuk ambeien

Bahan: 3-7 lembar daun ungu.

Cara membuat: direbus bersama dengan 3 gelas air sampai mendidih, kemudian disaring.

Cara menggunakan: Minum 1 kali setiap pagi secara teratur.

Cara lain. ± 20 gram daun segar Graptophyllum pictum, direbus dengan 2 gelas air selama 25 menit, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sehari dua kali sama banyak pagi dan sore.

5.2.Reumatik/ Encok

Bahan:  1-2 genggam daun ungu

Cara membuat:  ditumbuk sampai halus

Cara menggunakan:  dioleskan pada bagian yang sakit sebagai param.

6.Efek samping

   Untuk ibu yang hamil dilarang minum ramuan ini. Bisa menyebabkan keguguran.

Untuk melihat foto Daun Ungu “click” di bawah ini

Foto atau gambar Daun Ungu

7.Bahan rujukan

7.1.http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/artikel/ttg_tanaman_obat/depkes/buku1/1-136.pdf

7.2.http://en.wikipedia.org/wiki/Graptophyllum_pictum

7.3.http://www.stuartxchange.org/Kalpueng.html

7.4.http://iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=11

7.5. http://dhuwuh.blogspot.com/2009/01/khasiat-tanaman-herbal-daun-ungu.html

7.6.http://www.ajol.info/index.php/ajb/article/viewFile/66084/53799

1.Pendahuluan

Pegagan mempunyai banyak nama, tergantung dimana anda berdomisili. Secara umum di Indonesia dikenal dengan nama daun kaki kuda, disebut juga Pegaga (Ujung Pandang); Antanan gede, Antanan rambat (Sunda), Dau tungke (Bugis); Pegagan, Gagan-gagan, Rendeng, Kerok batok (Jawa); Kos tekosan ( Madura), Kori-kori (Halmahera)(1).Pengagan merupakan jenis tanaman liar, terdapat di seluruh Indonesia, berasal dari Asia bagian tropis. Hidup di tanah yang agak lembab dan cukup mendapat sinar matahari atau teduh, seperti di padang rumput, pinggir selokan, sawah, dan sebagainya. Kadang-kadang di tanam sebagai penutup tanah di perkebunan atau sebagai tanaman sayuran (sebagai lalab), terdapat sampai ketinggian 2.500 m di atas permukaan laut(1). Di Cina, India, Sri Langka, Afrika dan Oseania sering ditanam sebagai sayuran atau obat tradisional(2).Pegagan tidak mempunyai batang, tetapi dengan rimpang pendek yang merayap dengan panjang 10 cm – 80 cm, akar keluar dari setiap bonggol, banyak bercabang yang membentuk tumbuhan baru. Helai daun tunggal, bertangkai panjang sekitar 5 cm – 15 cm berbentuk ginjal. Bunga berwarna putih atau merah muda, tersusun dalam karangan berupa payung, tunggal atau 3-5 bersama-sama keluar dari ketiak daun. Tangkai bunga 5 mm – 50 mm. Buah kecil bergantung yang bentuknya lonjong/pipih panjang 2 – 2,5 mm, baunya wangi dan rasanya pahit(1).

2.Kandungan kimia

Pegagan mengandung bermacam-macam senyawa. Penelitian pendahuluan menemukan 70 senyawa termasuk golongan saponin, poliasetilin (polyacetylenes), flavonoid (flavones), sitosterol dan lipida. Penelitian lebih lanjut menemukan diantaranya: Asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahminoside, brahmic acid, madasiatic acid, meso-inositol, centellose, carotenoids, garam-garam mineral seperti garam kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi, vellarine, zat samak. Senyawaan glikosida triterpenoida yang disebut asiaticoside(1,2).

3.Manfaat Pegagan

Sebagai obat tradisional Pegagan digunakan untuk : Hepatitis, hipertensi, Campak, Demam, Amandel (Tonsilis), Sakit tenggorokan; Bronkhitis, Infeksi dan Batu saluran kencing, Mata merah, Wasir; Keracunan, Muntah darah, Batuk darah, mimisan, Cacingan, Lepra(1). Di Asia Tenggara selain Indonesia dipakai juga untuk rematik (rheumatism), epilepsi, histeri, dan diare. Di Eropa dipakai sebagai obat untuk luka baru atau yang khronik berupa ulkus(2).

Asiacoside diperkirakan senyawa aktif yang dapat membunuh kuman lepra. Sedangkan sitosterol dan tannin diyakini dapat membunuh protozoa dan sebagai anti spasmodik (perut melilit, sakit waktu menstruasi)(3). Bersama-sama asiacoside, asiatic acid, dan madecassic acid disebut triterpenes diduga dapat mempercepat penyembuhan luka dengan merangsang sintesis collagen(4).

4.Pengolahan

Kebanyakan pegagan dikonsumsi segar untuk lalapan, tetapi ada yang dikeringkan untuk dijadikan teh, diambil ekstraknya untuk dibuat kapsul atau diolah menjadi krem, salep, obat jerawat, maupun body lotion(5).

5.Efek samping

Percobaan pada binatang menyimpulkan ekstrak murni asiacoside cukup aman. Per oral pada binatang coba hingga 1 gram per kilogam tidak menyebabkan  efek samping(4).

Penelitian  lainnya yang menggunakan tikus, pemberian ekstrak daun Pegagan menghasilkan kesimpulan bahwa Pegagan tidak mengganggu fungsi hepar(6).

6.Contoh penggunaan sebagai pengobatan alternatif (herbal)

6.1.Darah tinggi (hipertensi):

20 lembar daun pegagan ditambah 3 gelas air, direbus sampai menjadi 3/4-nya.  Sehari diminum  3 x 3/4 gelas.

6.2.Wasir:

4-5 batang pegagan berikut akar-akarnya direbus dengan 2 gelas air selama ± 5 menit.  Minum rebusan ini selama beberapa hari.

6.3.Pembengkakan hati (hepatittis) :

240 gram – 600 gram pegagan segar direbus, minum secara rutin.

Kecuali 6.2. pengobatan di atas belum didukung oleh penelitian.

Kalau ingin melihat foto Pegagan “click”di bawah ini

Foto atau gambar Pegagan

6.Bahan bacaan

1.http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=50

2.http://www.mdpi.com/1420-3049/11/9/661/pdf

3.http://openmed.nic.in/2039/01/Microsoft_Word_-_Centella_asiatica.pdf

4.http://www.indena.com/pdf/centella.pdf

5.http://id.wikipedia.org/wiki/Pegagan

6.http://alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/101829882_abs.pdf

( Di down load tgl. 7 Desember 2010 )

1.Pendahuluan

            Sinonim :S. marginata Vahl., S. pilosiuscula H.B.K., S. villosa Turcz., S. urticifolia Dalz. et Gibs., Verbena indica L., V. jamaicensis L.

Nama Lokal: Jarong (Sunda), biron, karomenal, sekar laru, ngadirenggo (Jawa), kakurang (Ambon)..

Nama asing:  Yu long bian (China), snakeweed (Inggris).

Tanaman ini berasal dari Caribbian (dekat teluk Meksiko).

Tumbuh liar di tepi jalan, tanah lapang, dan tempat-tempat terlantar lainnya di daerah cerah, sedang, terlindung dari sinar matahari, dan pada ketinggian 1-1500 m dpl. Diberi nama pecut kuda karena bunganya  majemuk tersusun dalam poros bulir yang memanjang, seperti pecut, panjangnya 4- 20 cm.

2.Kandungan fitokimia

Pecut kuda mengandung karbohidrat, glikosida, flavonoid, tannin, saponin, terpenoid, dan alkaloid. Keterangan lebih rinci mengenai fenolik (flavonoid, tannin dll) dan alkaloid dapat dibaca dalam kepustakaan no. 8.

3.Sebagai obat tradisional

3.1.Daunnya biasanya digunakan untuk penggobatan:

3.1.1.Radang saluran kencing

3.1.2.Radang tenggorokan

3.1.3.Batuk

3.1.4.Radang persendian (artritis)

3.1.5.Haid tidak teratur

3.1.6.Hipertensi (darah tinggi)

3.1.7.Memperbaiki profil lipid, menurunkan resiko penyakit jantung koroner.

3.1.8.Sebagai obat luar, untuk bisul.

3.2.Bunganya biasa digunakan untuk:

3.2.1.Hepatitis A

3.3.Akar, digunakan untuk:

3.3.1.Keputihan (leukore)

4.Penelitian

4.1.Teh daun Pecut Kuda dapat menurunkan kadar garam NaCl darah, dan dapat menaikkan garam Kalium pada binatang percobaan dengan menggunakan kelinci. Penelitian ini menyokong pemakaian teh daun Pecut Kuda sebagai obat untuk darah tingggi dan oedema (2009)3.

4.2.Teh daun pecut Kuda dapat menurunkan Trigliserida, dan Kholesterol LDL. Juga dapat menaikkan Kholesterol HDL. Teh Pecut Kuda dinyatakan dapat mengurangi resiko penyakit jantung koroner. Ini adalah hasil temuan pada binatang percobaan dengan menggunakan kelinci  (2009)4.

4.3.Ekstrak etanol daun kering Pecut Kuda, menunjukkan anti infflamasi dan analgesik, pada tikus percobaan (2007)5.

4.4.Krim dari ekstrak etanol daun Pecut Kuda, memiliki aktifitas anti bakteri (2009)6

4.5.Ekstrak etanol daun Pecut Kuda, mempunyai aktifitas hepatoprotektif dari CCl4 pada tikus percobaan (2010)7.

4.6.Percobaan in vitro (disk diffusion method), menunjukkan etanol ekstrak daun dan akar Pecut Kuda mempunyai aktifitas anti bakteri (2010, tesis S2)8.

5.Cara pemakaian

Untuk obat yang diminum, rebus 15-30 g herba kering atau 30 – 60 g herba segar, lalu minum air rebusannya.

Untuk pemakaian luar, giling herba segar sampai halus, lalu tempelkan ke bagian tubuh yang sakit, seperti bisul, radang kulit bernanah, dan luka.

Contoh : untuk  rematik (sakit persendian)1.

Cuci 30-60 g herba pecut kuda segar, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.

6. Efek samping

6.1.Pada binatang percobaan dapat menyebabkan kelainan histologi, seperti infiltrasi sel lipid bahkan sel nekrosis pada hepar, ginjal, paru, pembuluh darah, dan testis, tetapi tidak terjadi di otak, mata dan jantung (normal). Sayang paper aslinya belum didapat. Dikatakan kelainan ringan dan tidak tergantung dosis.

6.2.Pada makalah yang sama dari lain sumber dikatakan pemberian ekstrak 4 gram per kilogram binatang percobaan, tidak menyebabkan efek samping dari analisa darah dan komponennya.(Dalam dua keterangan tentang efek samping di atas, kurang jelas, binatang apa yang dipakai, cara menyiapkan ekstraknya dan sebagainya, sedangkan makalah aslinya belum kami dapat)9.

6.3.Ibu hamil dilarang minum air rebusan Pecut Kuda karena bisa menyebabkan keguguran1.

Kalau ingin melihat fotonya bisa di “click” di bawah ini.

Foto atau gambar Pecut Kuda

7.Kepustakaan

1.http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=244

2.http://en.wikipedia.org/wiki/Stachytarpheta_jamaicensis

3.http://www.aensionline.com/jasr/jasr/2009/1741-1743.pdf

4.http://www.ajol.info/index.php/biokem/article/viewFile/56473/44900

5.http://content.karger.com/produktedb/produkte.asp?typ=pdf&file=000215723

6.http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/133097176.pdf

7.http://www.ijrap.net/first-issue/Joshi%20VG%20174-179.pdf

8.http://eprints.utm.my/12715/1/KuAnisShazuraMFBB2010.pdf

9.http://www.uniben.edu/sites/default/files/inaugural_lectures/Prof_M.Idu_.pdf

Tanaman ini aslinya mungkin berasal dari Maluku. Yang sekarang ada di Afrika, dibawa dari pulau Timor pada tahun 1793, awalnya ditanam di Zanzibar. Pada akhir abad ke 19 dibawa ke Queensland Australia.

Belimbing wuluh (BW) biasanya dipakai untuk sayur. Selain itu dipakai sebagai obat tradisional, biasanya untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi), rematik, batuk, jerawat. Beberapa hasil penelitian dapat menunjukkan BW berpotensi sebagai anti bakteri (anti septik) yang dipakai sebagai obat luar. Hal ini disebabkan BW mengandung luteolin dan apigenin. BW juga mengandung  saponin, tanin dan steroid/triterpenoid (minimal sebagai anti oksidan).  Rasa asam dari BW  karena BW mengandung asam oksalat (oxalic acid) dan asam askorbat (ascorbic acid) atau vitamin C. Makin matang BW dan pada musim kemarau, makin tinggi kadar vit. C-nya. BW yang masih muda asam oksalatnya lebih tinggi.

Vitamin C, kita perlukan untuk mencegah penyakit Scurvy. Gejala kekurangan vit. C (scurvy), yaitu adanya perdarahan di gusi, dan dibawah kulit sekitar paha dan bagian badan lainnya. Semua binatang, kecuali kera dan guneapig tidak perlu diberi vit. C, karena binatang tersebut bisa membuat sendiri dalam tubuhnya. Apabila kita terlalu banyak mengkonsumsi vitamin C, maka dalam urine kita akan didapatkan vitamin C (kelebihan dari kebutuhan) dan asam oksalat. Orang yang dalam familinya mudah menderita kencing batu, tidak boleh mengkonsumsi terlalu banyak vitamin C (misalnya lebih dari 2 gram perhari), karena bisa membentuk batu kalsium oksalat dalam urinenya. Dalam BW vit. C hanya sedikit sekali, yaitu 16 mg dalam 100 gr BW. BW juga mengandung  kalsium, zat besi dan vitamin B, namun jumlahnya sangat kecil.

Untuk tekanan darah tinggi, dianjurkan mengambil tiga buah BW, dicuci lalu dipotong-potong seperlunya, rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum setelah makan pagi. Ini hanya dianjurkan bagi penderita tekanan darah tinggi ringan, sistolik kurang dari 150 dan diastolik kurang dari 95 mmHg. Berapapun tekanan darah anda, dan apapun obat anda, hasilnya harus dicek (kontrol).

Mahoni disebut juga West Indian Mahogany adalah tanaman asli Florida selatan Amerika Serikat, Di Indonesia tumbuh liar di hutan jati, bisa tumbuh dekat pantai di pasir, juga ditanam di tepi jalan sebagai pelindung.

Bagian yang digunakan sebagai obat tradisional adalah biji buahnya yang sudah dikeringkan. Biji mahoni mengandung saponin dan flavonoida. Saponin dalam biji mahoni dapat merangsang sistem immun, mencegah penggumpalan darah, dapat meningkatkan kemampuan kontraksi otot jantung. Sedangkan flavonoidanya dapat mencegah penimbunan lemak dan sebagai anti oksidan. Selain sebagai anti oksidan, bagaimana mekanisme kerja kedua senyawa di atas sehingga bermanfaat sebagai obat  tradisional belum ada keterangan yang jelas.

Hasil penelitian yang sering dipublikasi adalah ekstrak biji mahoni untuk menurunkan kadar glukosa darah pada binatang percobaan  (untuk mengobati kencing manis). Ada juga laporan bahwa ekstrak biji mahoni termasuk salah satu obat tradisional yang dapat menghambat pertumbuhan HIV AID dalam laboratorium. Penelitian ekstrak mahoni sebagai antibiotik juga telah dilaporkan, bahkan penelitinya menganjurkan agar diteliti lebih jauh, karena potensial untuk digunakan sebagai  antibiotik baru terutama untuk bakteri yang resistan terhadap anti biotik yang ada.

Namun demikian telah dibuktikan juga bahwa mahoni mengandung bahan yang toksik pada kadar tertentu dalam air, sehingga dapat menyebabkan ikan kejang, tenggelam dan akhirnya mati. Belum diketahui berapa dosis maksimum yang bisa diterima oleh tikus percobaan agar bisa tetap hidup.

Sebagai obat tradisional, biji mahoni biasa digunakan untuk:

1.Tekanan darah tinggi (hipertensi)

2.Kencing manis (diabetes mellitus)

3.Tidak ada nafsu makan.  4.Rematik. 5.Demam. 6.Eksim

Seperti pengobatan lainnya, agar mengetahui apakah memang bermanfaat untuk mengobati penyakitnya, maka  harus dibuktikan dengan laboratorium atau cek up dan pemeriksaan fisik sesuai dengan kondisi yang diderita

May 2024
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Kesehatan, Obat Tradisional, Sosial Politik Agama, dan Bahan Kuliah Ilmu Biokimia.

Artikel yang sudah ditulis