You are currently browsing the tag archive for the ‘K’ tag.
Nama lokal : rumah semut (Sumatra); ulek ulek polo (Jawa); lokon, suhendep, nongon (Papua);
Nama lain: periok hantu, peruntak, sembuku (Malaysia); by ki nan, ki nam gai, ki nam kin (Vietnam)
1.Pendahuluan
Tumbuhan Sarang Semut (Myrmecodia pendens) merupakan salah satu tumbuhan epifit (epiphytes) dari Hydnophytinae (Rubiaceae) yang dapat berasosiasi dengan semut. Tumbuhan ini bersifat epifit, artinya tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain, tetapi tidak hidup secara parasit pada inangnya, hanya sebagai tempat menempel.
Genus tumbuhan sarang semut dibagi menjadi beberapa spesies berdasarkan struktur umbinya. Ditemukan sebanyak 26 spesies sarang semut. Semua spesies dari tumbuhan tersebut memiliki batang menggelembung dan berongga-rongga serta dihuni oleh semut. Tumbuhan ini dapat ditanam dengan mudah tanpa adanya semut dan etap membentuk batang menggelembung dan berongga-rongga secara normal1,2.
Tanaman ini tumbuh di Sumatra, Jawa, Papua, Kamboja, Vietnam, Malaysia, Filipina, dan kepulauan Solomon3.
2.Kandungan phytokimia
Sarang semut mengandung4:
2.1.Flavonoid
2.2.Tanin
2.3.Kandungan dalam Sarang Semut yang lain:
No Parameter Satuan Nilai
01 Energi Kkal/100 g 350,52
02 Kadar air g/100 g 4,54
03 Kadar abu g/100 g 11,13
04 Kadar lemak g/100 g 2,64
05 Kadar protein g/100 g 2,75
06 Kadar karbohidrat g/100 g 78,94
07 Tokoferol mg/100 g 31,34
08 Total fenol g/100 g 0,25
09 Kalsium (Ca) g/100 g 0.37
10 Natrium (Na) mg/100 g 68,58
11 Kalium (K) g/100 g 3,61
12 Seng (Zn) mg/100 g 1,36
13 Besi (Fe) mg/100 g 29,24
14 Fosfor (P) g/100 g 0,99
15 Magnesium (Mg) g/100 g 1,50
3.Manfaatnya sebagai obat tradisioanl
Sebagai obat tradisional Sarang Semut dimanfaatkan sebagai1,4,5,6:
3.1.Untuk obat mag (ulkus peptikum)
3.1.Obat untuk Wasir (hemorroid)
3.2.Menurunkan kadar gula darah (diabetes mellitus)
3.3.Ubat untuk rematik artritis (rheumathoid arthritis)
3.4.Obat jantung koroner
3.5.Untuk stroke
3.6.Meningkatkan stamina
3.7.Menghambat penyakit degenerasi lainnya
3.8.Untuk kanker paru, payu dara, kanker usus besar, kanker prostat, dan beberapa macam kanker lainnya.
4.Cara membuat sediaan
Apabila Sarang Semut (SR) belum siap pakai, ambil 10 – 15 gram. Diiris tipis, dicuci, dikeringkan dengan menjemur dibawah sinar matahari, dihaluskan. Direbus dengan 500 ml air, dijadikan 250 ml1,7.
Cara membuat sediaan, terutama untuk kanker paru-paru yaitu: sarang semut hasil rebusan, untuk penyembuhan, minumlah satu gelas air (250 cc) air hasil rebusan sarang semut secara teratur 2-3 kali sehari hingga sembuh1,5.
5.Penelitian
Beberapa penelitian yang berhasil dikumpulkan diantaranya:
5.1. A. Soeksmanto, M.A. Subroto, H. Wijaya and P. Simanjuntak, 2010. Anticancer Activity Test for Extracts of Sarang Semut Plant (Myrmecodya pendens) to HeLa and MCM-B2 Cells. Pakistan Journal of Biological Sciences, 13: 148-151. Our study concluded that polar extract (water) exhibited higher anticancer activity than non-polar extracts (ethylacetate and n-buthanol). Penelitian in menyimpulkan ekstraksi dengan air (polar) dari Sarang Semut mempunyai aktifitas lebih kuat bila dibandingkan dengan memakai solven nonpolar (etilasetat dan n-butanol).
5.2.Mujahid. Tesis S2. Pengaruh pemberian ekstrak batang Sarang Semut (Myrmecodia Pendens Merr & Perry) terhadap ekspresi p21 dan ekspresi ki67 pada jalur sel karsinoma mammae T47D. UNDIP Semarang. 2011. Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak Sarang Semut dapat menginduksi tumor suppressor dan meningkatkan indeks apoptosis, sehingga dapat menghambat proliferasi sel kanker.
5.3.Partomuan Simanjuntak, Fanny, Muhammad Ahkam Subroyo. Isolasi senyawa aktif dari ekstrak hipokotil Sarang Semut sebagai penghambat xantin Oksidase. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, April 2010: 49-54. Setelah dimurnikan hasil ekstraksi dengan n-butanol dari Sarang Semut, mempunyai aktifitas menghambat Zantin Oksidase. Enzim ini menghambat pembentukan asam urat.
5.4.Triana Hertiani et al. Preliminary Study on Immunomodulatory Effect of Sarang-Semut Tubers Myrmecodia tuberosaand Myrmecodia pendens. OnLine Journal of Biological Sciences 10 (3): 136-141, 2010. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Sarang Semut potensial sebagai immuno modulator (merangsang daya tahan tubuh).
6.Efek samping
Apabila minum tiga sendok makan perhari dari sediaan yang siap pakai dari produsen, atau 10 gram dari Sarang Semut yang sudah bersih dan kering, atau hasil rebusan sebagaimana cara membuat sediaan di atas, tiga kali sehari masih aman7. Untuk berapa lama minumnya dinyatakan aman? Masih belum ada informasi yang bisa didapat. Tergantung dari tujuan pengobatan, waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuannya adalah berbeda. Untuk pengobatan kanker dibutuhkan waktu yang cukup lama. Sayang belum ada uji klinis yang bisa didapat dari internnet.
Seperti kebanyakan pengobatan dengan herbal lainnya, belum ada hasil penelitian yang mamakai manusia sebagai obyek penelitian yang sudah dilaporkan.
Untuk penderita penyakit ginjal khronik, hendaknya hati-hati, sebab kandungan Kalium atau potassiumnya sangat tinggi.
Untuk melihat gambar/fotonya bisa di “clic”k di bawah ini
7.Kepustakaan
2.http://saptriyawati.wordpress.com/2011/01/16/kajian-tumbuhan-sarang-semut-dalam-ilmu-pengetahuan/
3.http://scialert.net/qredirect.php?doi=pjbs.2010.148.151&linkid=pdf
4.http://www.deherba.com/kandungan-sarang-semut.html
5.http://expertscolumn.com/content/benefits-ant-nest-myrmecodia-pendans-papua
6.http://sarangnsemutpapuaco.itrademarket.com/
7.http://www.sarang-semut.co.id/Gatra_26_Juli_2006__Sarang_semut_.pdf
1.Pendahuluan
Beluntas mempunyai banyak nama, diantaranya Luntas (Jawa), Bluntas (Madura); Baluntas, Baruntas (Sunda), Lamutasa (Makasar); Beluntas (Sumatra). Tumbuh liar di tanah tandus, sering juga ditanam sebagai pagar Biasanya dimakan sebagai sayur dicampur dengan bahan yang lain juga sebagai urap/lalapan (1,2).
2.Manfaat Beluntas
Beluntas sudah lama dipakai untuk menghilangkan bau badan, selain itu beluntas sebagi obat tradisional juga bisa untuk :
2.1. Gangguan pencernaan pada anak-anak dan menambah nafsu makan.
2.2. Menurunkan panas, peluruh keringat.
2.3. Scabies.
2.4. Nyeri pada rheumatik, sakit pinggang (Lumbago).
2.5. Senyawa anti oksidan yang ada dalam daun Beluntas dapat mengegah macam-macam penyakit degeneratif (1,2,3).
3.Kandungan Beluntas
Daun dan bunga Beluntas (Pluchea indica) mengandung saponin, tanin, flavonoida dan polifenol, di samping itu bunganya juga mengandung alkaloida. Daun Beluntas juga mengandung minyak astiri yang terdiri dari benzil alkohol, benzil asetat, eugenol dan linolol. Kandungan mineral daun Beluntas diantaranya: natrium (Na), kalium (K), magnesium (Mg) dan fosfor (P)(1,2,3).
Traithip A. 2005 (Mahidol Univ.) dalam tesisnya untuk memperoleh gelar M.Sc. dalam Farmasi menunjukkan bahwa senyawa kimia yang mempunyai aktifias anti oksidan paling tinggi dalam daun Beluntas adalah quercetin (5,7,3’,4’ tetrahydroxyflavonol) (4).
4.Penelitian
Hasil penelitian yang berhasil dikumpulkan diantaranya adalah:
4.1.Sent T. dkk. 1993, membuktikan, ektrak metanol dari akar Beluntas dapat melindungi hepar dari bahan yang mengganggu fungsinya (5).
4.2.Setiaji D. dan Sudarman A. 2005 membuktikan, pemberian air ekstrak daun beluntas pada ayam boiler dapat mengurangi stress (6).
4.3.Gomes A. dkk. 2006, dalam percobaan yang dilakukan pada binatang, membuktikan ekstrak metanol dari akar Beluntas dapat menetralkan racun ular (7).
4.4.Rukmiasih dkk. 2006, melaporkan bahwa pemberian Beluntas pada itik, dapat meningkatkan jumlah asam lemak tidak jenuh dalam dagingnya (8).
4.5.Biswas R. 2007, membuktikan pada percobaan invitro bahwa ekstrak etanol dari akar Beluntas dapat membunuh amuba histolitika. Amuba ini dapat menyebabkan desentri (9).
4.6.Firmaresi (2010) dalam skripsinya yang berjudul : UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI ETANOL INFUSA DAUN BELUNTAS (Pluchea indica(L.) Less) TERHADAP Staphylococcus aureus ATCC 25923 DAN Escherichia coli ATCC 35218 SERTA PROFIL KROMATOGRAMNYA menunjukkan, Kadar Bunuh Minimum fraksi etanol infusa terhadap bakteri staphylococcus aureus adalah sebesar 10% b/v (10).
5. Bahan bacaan:
5.1. http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=26
5.2.http://www.medicineisanart.com/holistic/2010/02/beluntas-pluchea-indica-less/
5.3. http://id.wikipedia.org/wiki/Beluntas
5.4.http://mulinet10.li.mahidol.ac.th/e-thesis/4237867.pdf
5.5. http://globinmed.com/index.php?option=com_content&view=article&id=62734:pluchea-indica&catid=380:p
5.6. http://journal.ipb.ac.id/index.php/mediapeternakan/article/viewFile/758/219
5.8. http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/6139/2/2006ruk_rukmi.doc
5.9.Biswas R. etal. Isolation of pure compound R/J/3 from Pluchea indica (L.) Less. and its anti-amoebic activities against Entamoeba histolytica. Phytomedicine. 2007 Aug;14(7-8):534-7. Epub 2006 Dec 15.
5.10. http://repo.uad.ac.id/index.php/farmasi/article/viewFile/49/79
(Di download 13 Januari – 18 Agustus 2010)